siap-siap aja brain drain tambah kenceng. banyak yang bandingin sama negara lain kayak India, EU, dan China yang punya kebijakan yang sama. India dan EU itu emang ketat, tapi ekosistem basic buat tech company masih jalan dan dipikirin aksesnya dan gak kayak gini yang hantam semua. China super ketat dan bisa bikin app sendiri. Tapi bikinnya tentu ambil SDM dari anak bangsa sendiri dulu. Di sini ambilnya dari luar dulu. Tambah hancur aja negara.

Kalo menurut gw masalahnya sih bukan brain drain, karena by design orang Indonesia sangat susah ke luar negeri. Mau apply kemana2 ya susah. Sedangkan India udah punya kerjasama dengan beberapa negara buat ekspor tenaga kerja mereka.

Sedangkan ekosistem IT disini ya begitulah. Kalau gak di driven dari SG, India dsb, ya "karya anak bangsa" yang segitu2 aja scalenya. Talent pool disini menarik, tapi kurang bahasa Inggris dan industrinya kurang kompetitif, masih greenfield buat banyak bidang. Syang, banyak company ambil orang India buat top level management buat ngebuktiin bahwa company mereka exist di dunia internasional, padahal kulturnya suka mismatch dan juga bikin banyak orang India kesini.

Di sektor pemerintahan, ini juga gw menyesalkan sih. Mayoritas orang2 yang duduk dipemerintahan udah tua2. Kita kelimpahan orang2 jaman pak harto yang mindsetnya mentok. Banyak yang teriak buat potong generasi, tapi sayangnya orangnya ini udah kebanyakan, gamungkin bisa diberantas.